HORIZONE - Elevasi air danau Singkarak yang terus memperlihatkan kecenderungan menyusut akibat kemarau panjang sejak beberapa bulan terakhir, menumbuhkan fenomena alam. Gejala itu setidaknya terlihat di sejumlah titik lokasi tepi danau Danau Singkarak membentuk pantai di wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Kabupten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).
Kejadian itu, sontak viral dibeberapa platfrom media sosial. Seperti salah satu akun Tiktok @da-rey90, yang memposting sepotong video pada Minggu (2/11/2025), memperlihatkan garis air terlihat mundur hingga ketengah Danau Singakarak.
Kondisi itu, menyebabkan sebagian area tepian Danau yang biasa tergenang, kini tampak mengering hingga membentuk pantai.

Terhadap itu, salah seorang warga Singkarak, Zul (61) menyebut, kondisi air yang terus menyusut disamping membentuk hamparan pantai, juga meninggalkan sampah-sampah di tepi danau.
Senada, Akbar (41) menyebutkan, fenomena menyusutnya air danau telah berjalan lebih kurang selama 3 bulan belakangan, karena hujan yang tidak kunjung datang.
“Biasanya air ditepi ini, sekarang sudah sampai kesana. Kurang lebih penyusutan air secara bertahap terjadi beberapa bulan belakangan ini, mungkin disebabkan musim kemarau, Kami berharap pihak terkait segera melakukan kajian,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).
Disisi lain, kondisi penyusutan Air Danau Singkarak menimbulkan keungungan secara ekonomi bagi nelayan setempat. Air danauyang menyusut dimanfaatkan sebagian warga untuk mencari “Pensi” , sejenis kerang kecil sebagai bahan masalan khas, yang kerap dijumpai area tersebut.

Salah satu warga yang menggantungkan hidupnya sebagai pencari Pensi di Danau Singkarak, Cun (29) mengungkapkan, hasil mencari “Pensi” disaat air Danau Singkarak menyusut lebih banyak dari biasanya.“Kami sering mencari Pensi di sekitaran Danau Singkarak ini. Biasanya “Pensi” yang didapat hanya sekitar 2 sampai 5 liter per hari. Tetapi sejak Air Danau Singkarak menyusut, hasil mencari “Pensi” meningkat mencapai 10 sampai 15 liter per hari,” ujarnya.
(reyhan)