Menurun Dibanding Tahun Lalu, Selama 2021 Ditemukan 18 Kasus HIV AIDS di Bukittinggi
Wako Bukittinggi lakukan Jumpar Pers di rumah Dinas Walikota , Rabu (1/12/2021 ) - Ist-
HORIZONE – Sepanjang tahun 2021, ditemukan sebanyak 18 kasus HIV di Kota Bukittinggi. Jumlah ini menurun dari tahun 2020 lalu, yang mencapai sebanyak 34 kasus.
Kondisi tersebut, dipaparkan langsung Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, dalam jumpa pers dengan sejumlah wartawan dalam rangka memperingati hari HIV AIDS sedunia.di Rumah Dinas Walikota setempat, Rabu (1/12/2021 )
Terhadap temuan kasus HIV itu, Pemerintah Kota Bukittinggi, ulas Erman Safar, berkomitmen untuk mengakhiri penyebaran HIV AIDS, ketidaksetaraan sosial, bahaya pandemi covid-19 yang tak kunjung usai dan mengancam kesehatan manusia.
Pemko Bukittinggi juga fokus pada kesetaraan kampanye ini untuk memastikan, bahwa setiap orang memiliki akses yang sama dalam pencegahan, pengujian dan perawatan penyakit HIV AIDS.
" Tahun 2020 lalu, terdapat 34 kasus positiv HIV AIDS di Bukittinggi. Jumlah ini berasal dari 1808 yang di test HIV pada 12 fasilitas kesesehatan di Bukittinggi. Kasus ini didominasi laki-laki usia 25-49 tahun, dengan persentase 65 persen,” ujar Erman.
Disampaikan, untuk tahun 2021 ini, kasus HIV di Bukittinggi menurun menjadi 18 kasus. Hal ini dikarenakan berkurangnya angka kunjungan fasilitas kesesehatan dimasa pandemi ini.
" Sepanjang 2021, sejak Januari hingga Oktober, telah dilakukan tes VCT kepada 1045 orang. Ditemukan HIV positif 18 orang. Kasus HIV AIDS positif ini, juga masih didominasi laki laki dengan rentang umur 25-49 tahun. Dari jumlah itu, hanya 1 orang yang ber-KTP Bukittinggi. Kita akan lakukan berbagai upaya, agar tahun depan tidak ada penambahan kasus lagi," tekad Wako Bukittinggi.
Sebanyak 18 orang penderita HIV itu, menjadi terbanyak kedua di Sumatra Barat setelah Kota Padang, karena fasilitas kesehatan di Bukittinggi menjadi salah satu lokasi tempat pelayanan dari penanganan HIV AIDS di Sumatra Barat.
Sehingga data yang ada di rumah sakit itu, tercatat sebagai kasus Kota Bukittinggi.
Untuk antisipasi hal tersebut, tentu butuh kerjasama seluruh pihak, untuk mengantisipasi persoalan ini, khususnya dari Komisi Peanggulangan AIDS (KPA).
" Dua tahun terakhir, KPA tidak banyak kegiatan karena terkendala anggaran. Kedepan kita akan anggarkan kembali, agar KPA dapat bergerak untuk meminimalisir peningkatan kasus HIV-AIDS serta menahan laju dan mengurangi angka LGBT di Bukittinggi," jelasnya.
Permasalahan ini, Menurut Wako Bukittinggi, harus dituntaskan secara bersama. Pemerintah akan bergerak bersama dengan KPA, Alim Ulama serta dunia pendidikan.
Melalui dunia pendidikan, kata dia, pemerintah telah merencanakan untuk penambahan jam pelajaran bagi pelajar SD dan SMP.
"Di sekolah akan diajarkan tambahan lima mata pelajaran, BAM, Fiqih, Alquran Hadist, Sejarah Islam, Aqidah Akhlaq. Program ini kita mulai pada awal tahun ajaran baru," terang Wako Erman Safar.
(Zul Muncak/**)
What's Your Reaction?



