Petani Menjerit Harga Bawang Merah Anjlok Pupuk Pun Mahal

Petani Menjerit Harga Bawang Merah Anjlok Pupuk Pun Mahal

HORIZONE  - Beberapa bulan terakhir harga bawang merah di tingkat petani anjlok sampai ke titik Rp 5.000. Akibatnya petani menjerit karena rugi . Untuk tanam ulang kembali pun biaya sudah tidak ada.

Harga di tingkat petani untuk pulang modal kisaran harga Rp.15.000,-/ Kg . Harga itu di dapatkan berdasarkan pengalaman petani bawang merah mulai dari pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan sampai siap di panen itu dalam tatanan perawatan normal, kalau seandainya cuaca ekstrim biaya perawatan bisa naik Rp 1.000,- s/d Rp.2.000,- per Kg untuk biaya  pengendalian hama dan penyakit tanaman bawang merah.

Dua bulan terakhir harga bawang merah di tingkat petani dibawah Rp.10.000,- / Kg, bahkan 2 minggu terakhir harga bawang merah di tingkat petani sangat anjlok.

Bawang merah kwalitas super dan sedang ditingkat petani di kisaran harga Rp.4.000,- s/d Rp.6.000,- per Kg dalam kondisi bawang basarok ( belum di bersihkan ) .

Bawang merah kwalitas rendah atau bawang ampera di jual Rp.2.000,- per Kg setelah dibersihkan . Sedangkan biaya membersihkan  Rp.1.500, - per Kg , ujar Kasmudi.Z petani bawang merah di Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok Jumat (20/10).

Dikatakan Kasmudi, sudahlah harga bawang murah tidak ada pula toke yang datang untuk membeli. Akibatnya jeritan petani jadi semakin pilu di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang ini.

"Harga bawang anjlok ini bukan untuk pertama kalinya, dulu pernah juga harga bawang turun tapi banyak toke datang membeli. Sekarang sudah kering bawang di irok (penjemuran) tidak ada yang datang membeli," papar Kasmudi sambil menghapus keringatnya.

Menurut Kasmudi, biaya produksi pertanian seperti pupuk, pestisida dan lainnya kenaikannya, berkisar antara 50 sampai sampai 100 persen dari harga sebelumnya Covid19 melanda daerah ini. Harga jual yang tidak sebanding dengan produksi  inilah yang memperparah perekonomian para petani .

Akibatnya petani jadi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, biaya pendidikan anak, bahkan tidak sedikit petani yang telah menjual asset yang ada, seperti mobil lahan pertanian dan asset lainnya untuk modal kembali setelah ada yang gagal panen serta untuk membayar angsuran pinjaman ke lembaga keuangan dan kebutuhan lainnya.

Kasmudi berharap, pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pusat dapat memperhatikan secara serius keadaan yang dialami petani secara umum, bukan hanya masalah modal, yang tidak kalah penting adalah masalah pemasaran, perlakuan pasca panen .

Pemerintah hendaknya konsisten dengan konsep yang ada selama ini satu daerah satu produk one village one product, serta memberi signal kepada petani untuk mengatur pola tanam dengan daerah lain di Indonesia ini, apalagi sekarang telah ada banyak jenis organisasi petani dari seluruh Nusantara, pungkas Kasmudi yang merupakan mantan anggota DPRD Kabupaten Solok tiga periode ini.

Idrus petani bawang merah mengatakan, sekarang merawat bawang merah sangatlah sulit, cuaca yang tidak menentu menyebabkan tanaman bawang merah, tidak bisa tumbuh dengan normal.

Areal pertanian di Kabupaten Solok bagian Selatan yang meliputi Kecamatan Lembah Gumanti, Hiliran Gumanti dan Pantai Cermin umumnya tadah hujan. 

Hal ini menambah keterpurukan petani secara umum dalam bercocok tanam khususnya tanaman bawang merah, ungkap Idrus.

Dikatakan Idrus, di Nagari Sungai Nanam umumnya masyarakat petaninya menanam bawang merah sebagai produk unggulan petani, walaupun ada yang menanam selain bawang merah arealnya tidak seberapa.

Nagari Sungai Nanam merupakan nagari  dengan jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Solok, penduduknya mencapai 24.000 jiwa. Sebagian besar hidup bergantung pada sektor pertanian, papar Idrus. 

Selain harga bawang merah yang anjlok, harga tomat pun telah merangkak turun sekarang harga tomat di kisaran 1.500 sampai 2.000 per kg.

( KMD )

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow