HORIZONE- Sungai Nanam, merupakan daratan dengan struktur tanah yang datar di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Peradaban masyarakatnya sangat kental bermuatan budaya agama Islam sebagai kepercayaan yang dianut sejak lama.
Guna mendukung kegiatan keagamaan itu, masyarakat setempat awalnya mendirikan " Masjid Lamo", pasca perpindahan Nenek Moyang mereka dari Sirukam, kecamatan Payung Sekaki ke Sungai Nanam yang mengandung makna "sungai nan aniang" yang bersamaan membangun pasar dan balai-balai adat serta mesjid untuk tempat beribadah.
Dalam sejarahnya, pada mula mencacah tanah untuk mendirikan masjid di kawasan Lekok Batu Gadang, hingga sekarang warga setempat familiar dengan sebutan "Lurah Mansajik", meski sebenarnya tidak pernah didirikan masjid di lokasi itu.
Masjid didirikan untuk pertama kali di nagari Sungai Nanam, yaitu Masjid Lamo yang dahulunya dinamakan surau Gadang (Surau Besar). Lokasinya di jorong Koto. Tetapi tidak ada catatan sejarah, kapan Surau Gadang didirikan warga.
Namun kabar dari mulut ke mulut hingga cerita dari orang tua-tua nagari, seperti Angku Imam maupun khatib serta ulama-ulama serta guru-guru mengaji, diperoleh keterangan Surau Gadang berdiri sekitar tahun 928 M.
Bahkan salah satu peninggalan situs surau Gadang/Masjid Lamo yang menguatkan kabar itu berupa "Tonggak Macu” yang tegak lurus berdiri ditengah tengah masjid.
Tonggak Macu berdiri kokoh di tengan Masjid Lamo Istiqomah Sungai Nanam
Konon, pada tahun 1992, surau Gadang yang kemudian diberi nama masjid Lamo Istiqamah, telah diurus sertifikat tanahnya dengan No.03.08.09.09.1.00003, tanggal 5 Desember 1992.
Kemudian diterbitka SK Pengurus terbaru dari Pemerintahan wali nagari Sungai Nanam, No 25 tahun 2021 tanggal 19 Juli 2021, dan telah memiliki ID Masjid dari Dirjen BIMAS ISLAM Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor ID :01.6.03.02.02.000048
Kegiatan keagamaan yang diselenggarakan Masjid lamo Istiqamah, selain tempat ibadah Shalat Jum’at, juga untuk melaksanakan “Khalwat/suluk” pada setiap bulan Ramadhan.
Menurut keterangan warga setempat, Masjid Lamo Istiqamah ini sudah mengalami tiga kali perombakan. Namun identitas utamanya tidak pernah dibuang atau ditinggalkan berupa “Tonggak Macu”.
Sekira tahun 1999-2007, pemuka masyarakat Sungai Nanam juga telah mendirikan pondok pesantren Imam Mahmud, yang mengabadikan seorang Imam besar surau Gadang/Masjid Lamo pada masa lalu.
Di Masjid Lamo Istiqamah ini juga telah dibuka kegiatan belajar Al-Qur,an berupa MDTA, serta melengkapinya dengan lembaga pendidikan bagi anak cacat dan autis pada tahun 2021 ini.
Seiring dengan perjalanan waktu dan pertambahan jumlah penduduk di nagari Sungai Nanam, terutama di jorong Koto dan Pasa yang dulu merupakan kawasan
desa Sungai Nanam Timur, maka pada tahun 1973 masyarakat mulai mendirikan masjid baru yang diberi nama Masjid Raya Almuhajirin.
Sementara kondisi Masjid Lamo Istiqamah yang dibangun atas swadaya masyarakat Sungai Nanam, kelihatan semakin menua dan butuh peremajaan bangunan. Dibagian banyak sisi banyak yang rusak. Tembok dan lantai telah retak, atap bocor, cat yang mengelupas, dan tiang penyangga pun tampak mulai lapuk. Dikhawatirkan masjid lamo yang banyak meninggalkan sejarah ini, jika dibiarkan akan menjadi roboh.
Kondisi Masjid Lamo Istiqamah Nagari Sungai Nanam
Renovasi
Melihat kondisi demikian, warga dan jamaah setempat berinisiatif untuk memugar masjid Lamo Istiqamah, yang pertama kali direnovasi tahun 1954 lalu.
Ketua Panitia Pelaksana Pembangunan Masjid Lamo Istiqamah, H.Musbar Mangkuto Sati (57 tahun ) mengatakan, bahwa warga Koto dan Pasa serta masyarakat Sungai Nanam memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan di masjid ini.
Hal serupa dibenarkan oleh salah seorang pengurus masjid Lamo Istiqamah Amiruddin Muis,S.Pd.I (47 tahun).
Amiruddin Muis yang merupakan cucu dan keturunan Imam Surau Gadang /Masjid Lamo menuturkan, ketika sholat Jumat, jamaah harus shalat dengan kondisi masjid yang berantakan, karena dipenuhi material bangunan dan masih dalam tahap pembanguan masjid.
Menurutnya, keadaan ini sudah berjalan hampir 2 tahun. Untuk sementara pengerjaan renovasi kadang dilanjutkan, kadang dihentikan karena kendala dana dan biaya.
" Alhamdulillah Infak dan bantuan masyarakat masih mengalir. Warga juga melakukan gotoroyong dengan badoncek. Namun hasilnya masih belum mencukupi,” imbuh H.Musbar Mangkuto Sati yang diamini oleh Iskandar, Bendahara Pemabangunan Masjid.
Uluran Tangan Dermawan
Hingga kini, panitia pembangunan masjid terus berupaya menyelesaikan pembangunan dan berharap ada donatur yang peduli dengan kondisi masjid Lamo Istiqamah yang membutuhkan dana hampir Rp 500 juta.
Pengurus Masjid Lamo Istiqamah yang sempat berdiskusi dengan pengurus Yayasan Peduli Kenagarian Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti, yang diketuai Masriwal,M.BG,S.AP, didampingi Sewan Pembina Mulyono,SC serta Almasra,S.Pd, mengajak para dermawan, donatur, hamba Allah dimanapun untuk bersama-sama membantu pembangunan masjid Lamo Istiqamah Jorong Koto Sungai Nanam.
Bagindo dermawan yang ingin menyalurkan bantuan, infak dan sedekah, dapat berdonasi melalui rekening Bank nagari (BPD Sumatera Barat ) cabang Alahan Panjang, Nomor rekening Masjid Lamo: 2300.0210.10621-0, atau langsung kelokasi di Jorong Koto Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti kab Solok Sumatera Barat.No Kontak HP/WA:085365061814.Iskandardi :082172578503.
(Masriwal)