Sudah saatnya Terminal Bareh Solok Menjadi Rest Area di Jalur Lintas Sumatera

Hanifatul Fauziah

Sudah saatnya Terminal Bareh Solok Menjadi Rest Area di Jalur Lintas Sumatera

Sudah saatnya Terminal Bareh Solok Menjadi Rest Area di Jalur Lintas Sumatera

Penulis: Hanifatul Fauziah

HORIZONE - Kota Solok, sebuah jalur lintas Sumatera yang mungkin terlewatkan oleh banyak mata, kini menjadi saksi bisu akan potensinya yang terabaikan. Meski terletak strategis sebagai perlintasan utama di Sumatera Barat, kota ini lebih sering dianggap sebagai tempat transit tanpa daya tarik yang cukup untuk menarik perhatian pengunjung. Sebuah ironi yang tajam mengingat posisinya yang berjarak 64 KM dari Kota Padang, 31 KM dari Kota Sawahlunto, dan 54 KM dari Kota Padang Panjang.

Namun, apakah Pemerintah Kota benar-benar memahami potensi berharga yang ada di tangan mereka? tulisan ini bertujuan untuk menyoroti kurangnya upaya dan strategi yang matang dari pemerintah Kota Solok dalam memanfaatkan keunikan dan potensi destinasi persinggahan yang seharusnya dimiliki oleh Kota Solok.

Dalam perjalanan lintas Sumatera yang sibuk, Kota Solok seakan menjadi titik abu-abu yang dilewati begitu saja oleh banyak orang. Potensi pariwisata dan ekonomi yang tidak tergali dengan maksimal menjadi bukti nyata akan kurangnya perhatian Pemerintah Kota terhadap transformasi kota ini menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar lintasan kosong.

Salah satu aspek yang menonjol adalah pengembangan rest area di lokasi strategis, seperti Terminal Bareh Solok dengan di dukung Fasilitas-fasilitas yang seharusnya menjadi daya tarik, seperti masjid megah, parkiran luas, pujasera, dan kios oleh-oleh, belum sepenuhnya dimanfaatkan. Sementara regulasi tentang istirahat setiap empat jam bagi pengemudi, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Pasal 90 Ayat (3), “Pengemudi kendaraan bermotor umum setelah mengemudikan kendaraan selama 4 (empat) jam berturut-turut wajib beristirahat paling singkat setengah jam”. Hal tersebut belum menjadi fokus penuh pemerintah kota.

Dengan menjadi sebuah jalur lintas yang sering dilewati, Kota Solok memiliki potensi besar untuk menjadi tujuan persinggahan bagi para pelancong. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan langkah-langkah konkret dan strategi yang matang dari pemerintah kota. Jika pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan tempat persinggahan, seperti rest area, di lokasi strategis seperti Terminal Bareh Solok, Kota Solok dapat mengoptimalkan potensi tersebut dan meningkatkan citra brandingnya sebagai Kota Perdagangan dan jasa.

Pembangunan rest area bukan hanya sekadar sebagai tempat beristirahat bagi para pengemudi, tetapi juga sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah pada pengalaman wisatawan yang melewati kota ini. Dengan adanya fasilitas modern, seperti masjid megah, parkiran luas, pujasera, dan kios oleh-oleh, rest area ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar pengunjung tetapi juga memberikan kesan positif yang akan menciptakan daya tarik tersendiri.

Selain itu, pembangunan rest area di Kota Solok dapat di integrasikan dengan tema religi, sesuai dengan slogan Kota Solok yaitu "Kota Beras, Serambi Madinah". Hal ini tidak hanya memperkuat citra religius dan budaya kota, tetapi juga memberikan identitas unik yang dapat menarik minat wisatawan. Dengan demikian, pembangunan rest area bukan hanya sebagai sarana kenyamanan tetapi juga sebagai strategi untuk meningkatkan daya tarik wisata dan pertumbuhan ekonomi di Kota Solok.

Pembangunan rest area di Kota Solok tidak hanya sekadar tempat beristirahat, melainkan juga sebuah upaya untuk meningkatkan branding kota. Dengan tema religi dan budaya yang kuat, rest area ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan dan pengunjung, memperkuat citra kota, serta memberikan pengalaman positif melalui fasilitas modern yang disediakan.

Strategi ini dapat diperkuat melalui beberapa cara. Pertama, rest area dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan dan pengunjung, meningkatkan potensi pariwisata dan ekonomi. Kedua, tema religi sesuai dengan slogan "Kota Beras, Serambi Madinah" dapat memperkuat citra religius dan budaya kota, yang pada gilirannya akan memperkuat branding. Ketiga, fasilitas modern yang lengkap dapat menciptakan pengalaman positif, berkontribusi pada peningkatan branding kota.

Untuk memastikan kesuksesan pembangunan rest area di Kota Solok, beberapa aspek perlu diperhatikan. Lokasi yang strategis, fasilitas yang mencakup kebutuhan pengunjung, taman dan area rekreasi menarik, serta kebersihan dan keselamatan yang dijaga, merupakan poin-poin kunci yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan rest area. Dengan demikian, Kota Solok dapat meningkatkan brandingnya, menarik lebih banyak pengunjung, dan merangsang pertumbuhan ekonomi daerah

Kita dapat melihat kenyataan pahit harus dihadapi oleh Kota Solok. Kurangnya perhatian terhadap potensi yang dimiliki dan sebenarnya dapat mengangkat citra kota menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar lintasan kosong, adalah suatu kegagalan yang tidak dapat diabaikan.

Kini, saatnya bagi pemerintah Kota Solok untuk tidak hanya melihat Kota Solok sebagai sekadar jalur lintas, melainkan sebagai destinasi unggulan yang mampu membangkitkan kebanggaan warga dan menarik perhatian pengunjung. Dengan memaksimalkan potensi branding melalui rest area yang terkelola dengan baik, Kota Solok dapat memulai langkah konkrit menuju transformasi yang diidamkan. Tidak ada alasan lagi untuk meremehkan potensi yang sudah terpampang jelas di depan mata. Waktunya untuk berhenti terlena dalam peran sekadar jalur lintas dan mulai menapak menuju destinasi unggulan yang sebenarnya.

(Penulis adalah Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum, Universitas Jambi)

 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow