“Tak Akan Kembali”: Penerimaan sebagai Penutup Perjalanan

“Tak Akan Kembali”: Penerimaan sebagai Penutup Perjalanan
“Tak Akan Kembali”: Penerimaan sebagai Penutup Perjalanan

HORIZONE - Tidak semua cerita perlu ditutup dengan perayaan. Ada kisah yang selesai tanpa tepuk tangan, tanpa sorak sorai, dan tanpa drama besar.

Hanya selesai. 
Itulah nuansa yang dibawa oleh Tak Akan Kembali.

Sebagai penutup rangkaian lagu No Money No LUP, Tak Akan Kembali tidak terdengar seperti lagu perpisahan yang penuh amarah. Ia justru terasa tenang. Dewasa. Seolah band ini sudah sampai pada titik menerima bahwa ada hal-hal yang memang harus dilepaskan.

Lagu ini tidak berbicara tentang dendam atau penyesalan. Ia berbicara tentang kesadaran, bahwa kembali ke sesuatu yang sudah tidak sejalan hanya akan memperpanjang luka. Bahwa melanjutkan hidup kadang berarti benar-benar menutup pintu lama.

Secara musikal, Tak Akan Kembali tetap berakar pada modern rock, tetapi dengan pendekatan yang lebih menahan diri. Distorsi masih hadir, namun tidak lagi mendorong ke depan. Ia mengiringi, bukan memimpin. Seperti emosi yang sudah tidak perlu diluapkan, cukup diakui.

Dalam konteks keseluruhan cerita, lagu ini terasa sebagai titik selesai. Setelah keputusan, penantian, dan konflik, yang tersisa hanyalah penerimaan. Tidak heroik. Tidak dramatis. Tapi utuh.

No Money No LUP tidak menutup perjalanan mereka dengan janji besar. Mereka menutupnya dengan kejujuran. Dan mungkin, bagi pendengar yang juga sedang belajar melepaskan, itu adalah penutup yang paling manusiawi.

Sebagai penutup rangkaian lagu No Money No LUP, “Tak Akan Kembali” tidak datang sebagai klimaks, melainkan sebagai penerimaan.

(Ysf)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow