Edukasi Masalah Adat dan Budaya, Antusiasme Ratusan Anak Muda Nagari Saniangbaka Menyala di Rumah Milineal IWS
HORIZONE- Aura antusiasme menyala di muka ratusan anak muda nagari Saniangbaka, baik yang berada di kampung dan rantau, saat mengikuti edukasi tentang peradaban dan tatakrama hidup dikampung .
Kegiatan yang kemas dalam Rumah Milineal IWS (Ikatan Warga Saniangbaka) di villa Seribu Ban Saniangbaka, berlangsung dua hari, Sabtu dan Minggu (1-2/7/2023), sebagai bagian dari agenda Pulang Basamo Perantau Saniangbaka pada hari raya Idul Adha 1444 Hijriah.
Pelepasan kegiatan Rumah Milineal IWS ini dilangsungkan di Masjid Raya Saningbaka oleh Ketua Umum DPP IWS H.Muliady Badiamin bersama Wali nagari setempat Dasrizal Candra Bahar, Sabtu (1/7/2023).

Ikut memberi motivasi pada kesempatan, tokoh masyarakat Solok H. Nofi Candra, SE, Pengurus DPP IWS H. Reno Kurniawan, pengusaha Villa Seribu Ban, Firman Syah dan ketua Pemuda Saniangbaka,
Atas terobosan besar DPP IWS itu, Ketua Pelaksana Efran Esefit menyebutkan, kegiatan melinial IWS akan menyampaikan beberapa materi tentang adat, budaya serta agama, termasuk soal tata Krama dalam kehidupan bernagari.
Langkah itu dilakukan karena kemajuan zaman dan pengaruh budaya dari luar, memunculkan kekhawatiran pengurus IWS serta ketua pemuda dan pemerintahan nagari Saniangbaka terhadap peradaban yang akan dilalui oleh generasi muda.
" Kita memang perlu mengadakan dan membuat suatu terobosan buat generasi muda, baik untuk mereka lahir dan besar dirantau maupun yang berada dikampung halaman sendiri," kata Efran Esefit yang jug Sekum DPP IWS Saningbakar.
Efran melaporkan, kegiatan milenial yang merupakan bentuk kerisauan pengurus IWS terhadap generasi agar tidak luntur rasa ba nagari kedepannya.
Ia menyebut, saat ini banyak anak muda tidak peduli lagi tentang perkembangan nagari, sehingga pengurus IWS dan Pemuda nagari memperkarsai dilakukan edukasi tentang adat, budaya dan agama dengan menghadirkan Nara sumber yang berpengalaman di bidangnya.
" Edukasi ini penting untuk memasukkan rasa banagari bagi generasi muda yang lahir dan besar dirantau, sekaligus mempererat persaudaraan dan rasa memiliki kampung halaman," terangnya.

Mengiringi itu, Ketua DPP IWS H. Muliadi Badiamin mengatakan, kegiatan pembinaan generasi muda ini pertama kali dilaksanakan sejak berdirinya organisasi Ikatan Warga Saningbakar (IWS).
Para pengurus IWS sekarang merupakan putra-putra yang lahir dan dibesarkan di rantau, sehingga penting melakukan sebuah terobosan bersifat pembelajaran terhadap adat dan budaya bagi generasi yang akan datang.
Terhadap itu, Walinagari Saniangbaka, Dasrizal Candra Bahar menyambut baik terobosan IWS dalam mempersiapkan kalangan Milineal nagari untuk masa depan yang lebih cerah dengan kualitas pengetahuan adat dan budaya Minangkabau serta ilmu keagamaan.
Memotivasi kegiatan rumah Milineal IWS ini, tokoh masyarakat Solok H. Nofi Candra, SE memberi apresiasi peserta yang merupakan generasi muda Saniangbakar yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Dengan kegiatan itu, Nofi menaruh harapan peserta bisa memahami sekaligus memantapkan pemahaman tentang adat istiadat, kebudayaan dan ilmu agama untuk bekal dalam menempuh masa depan yang semakin kompetitif.
" Kita bahkan berhadap kegiatan serupa dapat dilakukan bagi nagari-nagari lain di Sumatera Barat, guna mempersiapkan generasi muda yang berkarakter Minangkabau," ujarnya.
Senator DPD-RI asal Sumbar periode 2014-2019 itu menjelaskan, generasi dari kalangan Milineal yang lahir dan besar di rantau penting memahami budaya Minang dalam kehidupan, apalagi mereka besar dan hidup di perantauan.
" Kita mendorong kegiatan Rumah Milenial IWS ini digelar dengan rutin dan berkelanjutan, dan pelaksanaannya dapat dilakukan IWS Cabang-cabang secara bergantian," saran Nofi Candra.
Sebelumnya, Ketua Pemuda Saniangbakar, Suhelmi Chandra mengharapkan, dengan kegiatan Rumah Milineal IWS para anak muda
yang besar dan lahir dirantau bisa saling mengenal dan saling berkomunikasi, terutama menyangkut perkembangan nagari sehingga tumbuh rasa dan kebanggaan bernagari.
Untuk harapan itu, sebagai panitia pelaksana, pihaknya menghadirkan Nara Sumber dalam Bidang Adat dan keagamaan disampaikan Ridwan Husen, mantan walinagari yang juga mantan angku kali nagari Saningbaka.
Nara Sumber lain yang memberi materi tentang agama, perilaku dan akhlak adalah ustad Yulnasman, serta tentang muhasabah dan motivasi disampaikan ustad Surya Budy.
Antusiasme peserta makin menyala ketika mantan Walinagari dan Mantan angku kali nagari Saningbaka, Ridwan Husen, menjelaskan soal adat istiadat dalam kaitannya dengan hubungan kekerabatan nagari Saniangbaka dengan nagari Singkarak itu adalah bersaudara malah adalah bersaudara.
Ditegaskan Ridwan Hosen, antara orang nagari Saniangbaka dan Singkarak tidak boleh melakukan pernikahan. Larangan itu telah menjadi ketentuan adat sejak dahulu kala.
Ia juga mengingatkan soal larangan-larangan adat, jika dilanggar yang bersangkutan akan dibuang dari nagari sepanjang adat.
(Zul Muncak)
What's Your Reaction?



