Keberkahan Negeri
Oleh: Gamawan Fauzi

Suatu hari, saya membaca sebuah artikel menarik dari seorang maneger Indonesia yang di tugaskan perusahaannya bekerja di Arab Saudi pada tahun 2012 sampai 2014 lalu.
Dalam artikel tersebut, penulis yang bernama Ridwan, menceritakan tentang pengalaman bekerja di Kingdom Saudi Arabia / KSA , yang kemudian melahirkan kekagumannya dengan Arab Saudi yang disebutnya sebagai negeri yang penuh berkah.
Dia mengaku saat datang kesana tak banyak paham dengan berbagai hal tentang Islam. Dia adalah seorang Islam moderat, katanya. Yang dia tahu, adalah bahwa dia melaksanakan syariat syariat umum tentang Islam. shalat, puasa, zakat, sedekah dsb.
Menurut pandangannya, orang orang Arab itu relatif pemalas, tidak menguasai teknologi tinggi dan biasa biasa saja.
Tapi dia penasaran, kenapa rakyat negeri ini sejahtera? Bayangkan, gaji pegawai negeri yang paling rendah disana adalah 8.000 real atau setara 31 juta rupiah.
Dia membandingkan negeri kering kerontang, berpasir dan berdebu itu dengan Indonesia yang laksana Zambrut Katulistiwa dan kaya bahan tambang batu bara, minyak, nikel, gas alam, timah, aluminium , biji besi serta kaya air, hutan, sawah dan kebun macam aneka ragam, tapi masyarakatnya miskin.
Di Arab saudi, para penganggur setiap bulan dapat uang dari negara sebesar 3000 sampai 4000 real atau sekitar 15 juta rupiah.
Bandingkan dengan jumlah penduduk miskin di Indonesia, yang menurut data BPS saat ini sekitar 13 juta jiwa, tidak mendapatkan uang bantuan dari negara karena keterbatasan kemampuan keuangan negara. Sedangkan gaji pekerja kota, bila di rata-ratakan berkisar sekitar 3 juta rupiah perbulan.
Minyak bumi sebagai sumber pendapatan utama negara itu, di temukan oleh orang asing non muslim, tapi orang Arab yang medapat nikmatnya.
Penulis Ridwan berpendapat, bahwa semua kenikmatan hidup yang di peroleh rakyat dan negara Arab Saudi benar benar karena berkah Allah, bukan karena kerja keras dan hebatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lalu dia merujuk Al quran, surat At. Thalaq ayat 2 -3 yang berbunyi, " Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi rezki dari arah yang tidak disangka sangka ".
Ada 7 hal yang di sorot Ridwan tentang bagaimana nilai dan perilaku rakyat Arab Saudi .
1. Sangat menjaga shalatnya.
Orang Arab bekerja hanya menunggu waktu shalat. Kalau waktu shalat masuk, tak ada kompromi. Sesibuk apapun bekerja dan sepenting apapun urusan, mereka akan berhenti dan pergi menunaikan shalat.
Mereka juga sangat anti dengan riba. Walaupun mereka juga terlibat kredit, tapi semua dijalankan dengan sistem syariah.
2. Sorga dibawah telapak kaki ibu.
Orang Arab sangat memuliakan ibu. Seorang staf yang karena sakit dilarang ibunya berangkat kerja mengatakan, bahwa saya sebenarnya bisa masuk kantor walaupun saya sakit, tapi ibu saya melarang. Saya lebih suka anda memecat saya daripada tidak patuh pada ibu saya. Ummi is everything and ummi is Big Boss.
3. Tidak ada kotak amal.
Di Arab Saudi tidak di kenal kotak amal di mesjid karena semua dibiayai orang orang kaya disana. Bahkan menurut mereka, para pendatang adalah mereka yang berhak menerima sedekah atau zakat.
4. Berebut mengusung jenazah.
Jenazah yang selesai di mandikan, dikafani dan di shalatkan segera diantarkan ke pemakaman. Tradisi mereka adalah berebut bisa mengusung jenazah walaupun mereka tak kenal dengan yang meninggal dan sebaliknya, tapi mereka ingin mendapatkan pahala dengan mengusung jenazah.
5. Wanita sangat dimuliakan.
Orang orang barat yang umumnya menganut paham feminisme beranggapan bahwa wanita dalam Islam tidak memiliki kesetaraan gender. Padahal hakikatnya Islam sangat memuliakan wanita.
Wanita tidak diperkenankan menyetir mobil . Wanita bahkan juga tidak dianjurkan bekerja karena kemuliaannya. Pintu pintu utama mall disediakan buat wanita, sementara untuk laki laku adalah pintu pintu samping yang jauh berputar.
Bila ada antrean, wanita selalu diutamakan dan bila wanita lewat, laki laki mundur beberapa langkah untuk memberi tempat bagi wanita.
6. Kehilangan disyukuri.
Bila ada yang kehilangan, mereka tidak terlalu gusar, mereka mensyukuri saja takdir Allah dengan berulang ulang menyebut Alhamdulillah. Begitu pula dengan musibah lainnya. Mungkin mereka redha dengan ketentuan Allah.
7. Memelihara keamanan dan memprioritaskan rakyatnya.
Arab Saudi memberikan perhatian lebih bagi keamanan rakyatnya bahkan juga pelayanan utama bagi rakyatnya dibanding orang orang pendatang.
Urusan urusan rakyat lebih di utamakan dibanding orang yang datang ke negaranya. Bukan sebaliknya, mengistimewakan asing tapi menomor duakan rakyat sendiri.
Itulah tujuh hal yang di kemukakan oleh penulis Ridwan tentang pengalamannnya selama bekerja di Arab Saudi sehingga dia berkesimpulan, bahwa negeri yang kering kerontang itu bisa hidup makmur karena berkah Allah disebabkan ketaqwaan rakyat dan pemimpinnya.
Ridwan mungkin saja tidak mampu mengungkapkan semua sebab hingga negeri itu diberkahi Allah. Mungkin saja ada puluhan sebab lainnya yang tidak tercermati. Tapi Allah memang memberikan jaminan bagi orang orang yang bertaqwa akan mendapatkan jalan keluar bagi setiap masalah yang dihadapi dan memberi rejeki dari pintu pintu yang tidak disangka sangka.
Tapi.., siang tadi saya membaca sebuah artikel yang membuat saya terperanjat. Konon saat ini Kingdom Saudi Arabia tengah melakukan pembaruan sejak di pimpin oleh Putra Mahkota Raja Salman, Pangeran Muhanad Bin Salman
Saat ini wanita di Arab Saudi sudah diberikan hak untuk mengemudi dan beberapa perubahan aturan lainnya. Bahkan yang lebih mencengangkan, saat ini tengah dibangun sebuah kota baru bernama NEOM
Kota baru dirancang dengan konsep masa depan / futuaristik dengan panjang 700 km dan lebar 200 km dan dengan tinggi bangunan hingga mencapai 500 meter, sehingga menjadi bangunan tertinggi di dunia.
Kota baru itu direncanakan mulai dibuka tahun 2024 dan beroperasi penuh tahun 2026 dengan menampung 9 juta penghuni.
Di bangunnya kota NEOM ini, konon akan menjadi alternatif sumber pendapatan Arab Saudi setelah kelak sumber pendapatan dari minyak bumi kian menipis.
Di kota itu, katanya nanti akan dilegalkan minum minuman keras dan di tempat-tempat tertentu juga di perbolehkan bagi pendatang untuk berbikini, tentu berarti juga akan bebas memakai rok mini dan pakaian yang terbuka dengan sagala macam modenya.
Setelah membaca tulisan itu, saya langsung menghubungi seorang Ulama Sumatera Barat. Saya menanyakan, apakah itu boleh dalam Islam? Walaupun itu adalah buat mereka Non Muslim .
Dengan tegas beliau menjawab. Sesuatu yang bersumber dari yang haram maka hasilnya juga haram. Jawab beliau.
Saya yang sangat yakin dengan kemakmuran yang selama ini diperoleh negeri KSA akibat keberkahan yang di berikan Allah, kini mulai khawatir kelak keberkahan itu akan dicabut akibat kemurkaan Allah?
Sesuatu yang sangat Ghaib itu saya tunggu. Apakah seperti itu atau ada banyak hal yang tidak saya ketahui dari Rahasia Allah.
Tampaknya saya harus menunggu beberapa tahun lagi seperti apa ketentuan Allah untuk negeri tandus kering kerontang Arab saudi yang kini makmur sejahtera itu.
Sumatera Barat Pilih yang mana ?
Berkaca dengan Arab Saudi seperti dikemukakan itu, Sumatera Barat pilih yang mana? Sumatera Barat memang bukan Minangkabau. Sumatera Barat adalah Wilayah Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan mengakui kebinekaan.
Tapi Sumatera Barat sebagian besar atau mayoritas dihuni oleh Suku bangsa Minangkabau.
Minangkabau semenjak dulu memiliki falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Syarak Mangato, Adat mamakai.
Dalam Undang undang Pembentukan Provinsi Sumatera Barat yang di sahkan tanggal 25 Julu 2022 lalu, dengan UU no 17 tahun 2022, di sebutkan secara tegas Falsafah itu.
Saya membaca banyak komentar positif dan kegembiraan warga baik di rantau apalagi di kampung dengan ungkapan itu. Bahkan ada yang bertanya, apakah sekarang kita bisa mebuat Perda Perda Islami bahkan ada yang ingin agar
ditindaklanjuti dengan merancang Propinsi Istimewa Minangkabau yang sejak beberapa tahun lalu di gagas Alm. DR. Muchtar Naim.
Arah dan landasan pembangunan adalah pilihan. Disamping merujuk kepada aturan nasional. Karena itu, Sumatera Barat dapat saja menentukan Visi , Misi dan Strategi Pembangunan Sumatera Barat seperti apa ke depannya.
Gubernur Sunatera Barat, buya Mahyeldi Ansharulah sudah menetapkan tagline dan visi Pembangunan sumatera Barat 2020 hingga 2024 mendatang, yaitu TERWUJUDNYA SUMATERA BARAT MADANI YANG UNGGUL DAN BERKELANJUTAN, yang tentunya setiap tahun di elaborasi dalam bentuk program dan kegiatan tahunan menuju tercapainya visi dan misi tersebut. Mudah-mudahan Pemda dalam arti luas konsisten dengan itu.
Menyebut kata Madani, yang berasal dari kata Mahdanij yang artinya bermukim atau tinggal, kemudian berkembang menjadi masyarakat beradab dan berpengatahuan atau setelah berkembang dalam masyarakat Islam menjadi sesuatu yang menggambarkan kehidupan sosial yang maju, bepengatahuan, damai sejahtera , beriman dan beramal shaleh seperti yang terjadi di Madinah di zaman Rasulullah.
Apakah Ranah Minang / Sumatera Barat akan menjadi negeri yang di berkahi seperti Arab saudi ? Mengingat Falsafah adat Minangkabau Adat Basandi syarak, syarak basandi Kitabullah .
Sebagai ummat yang meyakini ajaran Islam, saya berkeyakinan bisa, asalkan para pimpinan dan masyarakatnya benar benar taat menjalankan syariat Islam dalam negara Pancasila. Karena tak ada sedikitpun benturan antara Pancasila dengan menunaikan ajaran Islam secara kaffah.
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah, majelis Ulama, LKAAM dan Bundo Kanduang serta para cadiak pandai mungkin perlu memikirkan gerakan kongkrit untuk membangun kehidupan sosial yang semakin Islami serta menolak keras segala bentuk kemaksiatan di tengah tengah masyarakat.
Kini Sumatera Barat yang masih di hadapkan pada problematik serius, dimana angka statistik menunjukkan tingginya angka LGBT dan bahkan Sumatera Barat tercatat sebagai Propinsi dengan kasus Narkoba tertinggi se Indonesia.
Bila indeks Kebahagiaan bisa dijadikan ukuran tentang rasa Syukur. Maka masyarakat Sumatera Barat adalah rangking 10 bawah merasa tak bahagia/ tak bersyukur.
Gubernur Sumatera Barat, buya Mahyeldi adalah sosok pimpinan Islami yang amat rajin berdakwah dan berceramah ke seluruh daerah di Sumatera Barat, bahkan konon di hari tertentu mewajibkan ASN Pemda untuk shalat subuh berjemaah dengan mengisi absen ditempat shalat tersebut.
Saya berfikir positif,.bahwa hal itu dimaksudkan untuk membangun kehidupan yang taat di kalangan aparatur dan memberikan pencerahan bagi masyarakat Sumatera Barat.
Tapi menurut hemat saya, itu saja tak cukup. Kalau waktu Gubernur banyak terpakai untuk langsung berdakwah, maka pekerjaan pekerjaan besar lain dapat terabaikan. Gubernur akan kehabisan energi untuk memikirkan hal hal lain yang strategis dan besar.
Gerakan untuk mengimplementasi ABS/SBK harus menjadi gerakan seluruh unsur masyarakat Sumatera Barat tanpa kecuali. Karena itu, diperlukan gerakan terencana, terpadu dan menyeluruh untuk membangun kehidupan sosial yang benar benar Islami dengan sistem managament yang baik dan utuh.
Saya sebutkan sebagai gerakan, adalah untuk mengatakan bahwa kemauan itu akhirnya tumbuh dari kesadaran masyarakat sendiri/bottom-up, bukan sekedar kemauan dari atas /Top down.
Mungkin perlu di awali dengan pertemuan Akbar untuk membahas hal ini dalam sebuah sistem management yang baik, sehingga secara periodik dapat diukur progres dan dampaknya serta dievaluasi secara berkala untuk dilakukan perbaikan bila ada yang berjalan belum optimal.
Beberapa waktu lalu, saya membaca ada pertemuan berbagai unsur organisasi yang kabarnya tempat Sumpah Sati Marapalam itu di cetuskan.
Tapi saya tak ladi medengar langkah apa yang di lakukan setelah itu? Apa mungkin sekedar me refresh ingatan Minangkabau saja? Entahlah.
Saya memiliki keyakinan yang besar, bahwa dengan ketaqwaan masyarakat Sumatera Barat itulah, In sya Allah Ranah Minangkabau akan diberkahi Allah dengan segala hal kebaikan hidup dunia dan akhirat.
Bila Kingdom Saudi Arabia, negeri tandus kering kerontang dan masyarakatnya di nilai orang bukan pekerja keras tapi kini hidup sejahtera dan taat beragama. Sumatera Barat kelak mungkin lebih dari itu karena tanahnya yang subur, airnya yang melimpah dan manusianya cerdas dan rajin bekerja serta memiliki jiwa entepreneur yang tinggi.
Mudah mudahan ini bukan hanya menjadi renungan saya sendiri, tapi bisa menjadi pemikiran banyak orang yang mencintai Minangkabau.
Apakah saya bermimpi, bila ABS/SBK itu benar benar menjiwai dan hidup subur dalam pikiran dan tingkahlaku putra-putri Minangkabau. Artinya ajaran ajaran Islam benar benar tercermin dalam kehidupan dan keseharian anak nagari.
Piagam Jakarta, biarlah mencoret 7 kata yaitu " dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya " karena itu dokument negara untuk mengakomudir pluralistik, tapi tak ada salahnya bila kata yang di coret itu hidup dalam masyarakat Minangkabau yang berfasafah ABS/ SBK.
Saat ini, ada hal hal yang terasa Ironis. Dimana disatu sisi kita selalu menyebut nyebut ABS/ SBK dalam banyak hal untuk menunjukkan keislaman Minangkabau dalam setiap masalah, termasuk ketika muncul kasus Injil berbahasa Minang dan kasus Restoran BABIAMBO, tapi di sisi lain angka angka LGBT dan NARKOTIKA bahkan juga praktek praktek maksiat lainnya yang sama sekali tidak mencemiinkan ABS/ SBK itu.
Ini pukulan telak bagi Minangkabau, bagi kita, bagi saya, bagi niniak mamak, Alim Ulama, parik paga nagari dan tentu juga para Kepala Daerah dan DPRD yang sangat bisa banyak berbuat atas kewenangannya yang strategis dan besar.
Selamat merenungkan.
Jakarta, 19 oktober 2022
What's Your Reaction?






